Rumah Pangan Lestari cocok diterapkan di Banjarbaru yang notabene merupakan kota yang sedang berkembang dimana pertumbuhan perumahan sangat pesat. Program Model Rumah Pangan Lestari merupakan terobosan dalam menghadapi perubahan iklim melalui pemanfaatan pekarangan dalam mendukung ketersediaan serta diversifikasi pangan.
Di lain sisi sampah yang dihasilkan di komplek Wengga hanya dibuang begitu saja di TPS. Padahal jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya cukup banyak. Warga belum sepenuhnya mengelola sampah menjadi kompos, sehingga sampah yang dihasilkan terbuang percuma. Sehingga aplikasi Model Rumah Pangan Lestari sangat cocok diterapkan di Komplek Wengga.
Adapun kegiatan Model Rumah Pangan Lestari (MRPL) antara lain berupa melalui pelatihan pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan teknik keranjang Takakura, Mikroorganisme Lokal atau yang lebih dikenal dengan istilah MOL, pemanfaatan halaman sempit menjadi Urban Farming untuk mendukung ketersediaan pangan.
Penyuluhan dan Pelatihan tentang Model Rumah Pangan Lestari diikuti oleh Kelompok yasinan Ibu Ibu di Komplek Wengga Banjarbaru. Pelatihan berlangsung dalam dua sesi yaitu sesi penyuluhan (teori) dan prektek pembuatan kompos, MOL dan pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang berguna.
Pelatihan ini dilakukan dalam rangka Pelaksanaan IbM Model Rumah Pangan Lestari di Komplek Wengga Banjarbaru. Pelatihan ini dilaksanakan oleh Tim IbM Fakultas Kehutanan(Susilawati, Eva Prihatiningtyas, Asysyifa, Yuniarti, Dina Naemah, Emmy Winarni dan Sarah Damayanti), pemateri dari PKK Komplek Benawa Raya yang sudah berkecimpung dalam Usaha Bank Sampah di Komplek Benawa Raya Banjarbaru yaitu Ibu Ni Wayan Indri MA. Kegiatan ini didukung oleh Kemenristek Dikti selaku penyandang dana dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan Kelompok Ibu Ibu untuk memanfaatkan sampah di lingkungan rumah sehingga tercipta lingkungan yang asri.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami yang diproses oleh mikroorganisme melalui fermentasi dalam waktu yang tertentu. Pupuk organik terdiri dari 2 jenis, Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Padat (POP). Pupuk organik cair dikenal dengan MOL, atau Mikro Organism Lokal (MOL). MOL adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan yang disukai oleh mikroorganisme sebagai media hidup maupun berkembang biak. Bahan-bahan pembuatan MOL seperti air cucian beras, air kelapa, gula merah, dan lain sebagainya. Peran dan fungsi MOL adalah sebagai aktivator, dekomposer, penambah nutrisi, dan bio pestisida. Bahan kimia yang biasa menggantikan peran MOL dalam pembuatan kompos adalah EM4.
Pelatihan berfokus pada Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) atau kompos dengan teknik Keranjang Sakti (Takakura) dan MOL. Tujuan pembuatan kompos adalah (1) untuk memperbaiki sifat fisik tanah agar kembali subur dan (2) menyediakan nutrisi bagi tanaman.
Pada intinya, kompos bisa dibuat dari beraneka bahan asalkan bukan plastik, seperti hijauan (rumput, daun-daunan), serbuk gergaji, sisa tanaman (jerami, batang pisang, batang jagung, dan lain-lain), sekam padi, abu (abu sekam, abu dapur, abu sampah), kotoran hewan, limbah pasar, limbah dapur atau makanan sisa.
Tentunya ilmu ini menjadi bekal yang bermanfaat untuk mewujudkan go green concept di lingkungan sekitar dalam rangka mewujudkan Banjarbaru Go Green and Clean 2017 (Menuju Banjarbaru Makin Bersih, Hijau dan Sehat .Semoga bermanfaat!
[WRGF id=3377]