| Nama Modul | Pengantar |
| Tingkat modul, jika ada | |
| Kode, jika ada | FMKB505 Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu |
| Subjudul, jika ada | - |
| Mata Kuliah, jika ada | FMKB505 Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu |
| Semester di mana modul diajarkan | Semester 6 |
| Penanggung jawab modul | Dr. Ir. Trisnu Satriadi, S.Hut, M,SI |
| Pengajar | Dr. Ir. Trisnu Satriadi, S.Hut, M.Si |
| Siti Hamidah, S.Hut, M.P |
| Ir. Lusyiani, M.P |
| Ir. Gt. AR Thamrin, M.P. |
| Bahasa | bahasa Indonesia |
| Kaitannya dengan kurikulum | |
| Jenis pengajaran, jam kontak | Jenis Pengajaran: Offline |
| Jam kontak: 2 jam x 8 minggu per semester |
| Beban Kerja | Perkuliahan menggunakan metode ceramah dan diskusi: 2 x 50 menit |
| Poin kredit | 3 SKS |
| Persyaratan sesuai peraturan pemeriksaan | 1. Terdaftar dalam mata kuliah |
| 2. Minimal kehadiran 80% pada mata kuliah |
| Prasyarat yang direkomendasikan | |
| Tujuan Modul/Hasil Belajar yang Diharapkan | Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. memahami konsep hasil hutan bukan kayu, pengelolaan dan pemanfaatannya. 2. Menganalisis Kebijakan Pengelolaan HHBK. 3. Memahami cara pengolahan hasil hutan non kayu. 4. Memahami cara pengujian HHBK sesuai standar nasional (SNI). |
| Isi | Selama mata kuliah, mahasiswa akan:1. Mengaplikasikan konsep dan standar kualitas manajemen hutan/teknologi produk hutan/silvikultur sesuai dengan perkembangan terbaru dalam Manajemen Hutan Hujan Tropis Basah Berkelanjutan.2. mengolah, menganalisis dan menentukan keputusan yang tepat dalam perencanaan berdasarkan basis data dan informasi dengan pertimbangan logis, rasional, dan ilmiahn.3. Menerapkan sistem pengelolaan hutan hujan tropis basah dengan pendekatan multidisiplin melalui aspek sosial ekonomi, budaya masyarakat, biofisik, dan geospasial |
| Persyaratan Pembelajaran dan Ujian | Kognitif:Tugasmasuk |
| |
| Psikomotor: Latihan |
| |
| Afektif: Dinilai dari unsur prestasi/variable yaitu a) Kontribusi (kehadiran, keaktifan, peran, inisiatif, bahasa); b) tepat waktu; c) Usaha |
| Media digunakan | Alat pengajaran klasik dengan papan tulis dan listrik |
| presentasi poin; forum diskusi tentang E-Learning Simari |
| Referensi | Utama: |
| 1. Abdul Aziz Lahiyo. 1988. Kayu Garu dari Kalimantan Barat. Bandung |
| 2. Bambang Djatmiko, Sumadiwangsa, S dan Semangat Ketaren. 1973. Pengujian Kualitas Gondorukem. LPHH, Bogor. |
| 3. Departemen Kehutanan RI . 2009. P19/Menhut-II/2009.Strategi Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu Indonesia. Jakarta. |
| 4. Departemen Kehutanan RI . 2007. P35/Menhut-II/2007. Hasil Hutan Bukan Kayu. Jakarta |
| 5. Departemen Perindustrian. 1983. Lampit Rotan Standar Industri Indonesia. (SII.0801.83) |
| 6. Januminro. 2000. Rotan Indonesia. Kanisius. Jakarta. |
| 7. Kasmudjo. 1981. Dasar Dasar Pengolahan Minyak Kayu Putih. Yayasan Pembina Fahutan UGM, Yogyakarta. |
| 8. Komaesakh, A. 1983. Pedoman Pelaksanaan Pengujian Rotan Bulat Indonesia. Dirjen Pengusahaan Hutan, Departemen Kehutanan. Jakarta. |
| 9. Komaesakh. A. 1983. Petunjuk Teknis Pengukuran dan Pengujian Rotan Bulat Indonesia. Dirjen Pengusahaan Hutan, Departemen Kehutanan. Jakarta. |
| 10. Komaesakh, A. 1983. Pengenalan Rotan Indonesia. Dirjen Pengusahaan Hutan, Departemen Kehutanan. Jakarta. |
| 11. Liese, W and Muhammad, A. 1990. Properties and Prospect of Rattan. IUFRO World Congress, Montreal. |
| 12. Mangundikoro, A. 1980. Pedoman Teknis Penanaman Rotan. Dirjen Kehutanan. Jakarta. |
| 13. Nazaruddin dan Eko M.Nurcahyo. 1991. Budidaya Ulat Sutera. Penebar Swadaya. Jakarta. |
| 14. Nur Berlian dan Estu Rahayau. 1995. Jenis dan Prospek Bisnis Bambu. Penebar Swadaya. Jakarta. |
| 15. Partadiredja dan Komaesakh. 1973. Beberapa Catatan Kecil tentang Kopal. Direktur Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian. Jakarta. |
| 16. Perum Perhutani. 1985. Pedoman Penyadapan Getah Pinus. Perum Perhutani. Jakarta. |
| 17. Sutjipto dan M. Yoesoef. 1977. LAK, seri Kuliah Hasil Hutan Bukan Kayu. Yayasan Pembina Fakulatas Kehutanan UGM. Yogyakarta. |
| 18. Sukotjo, W.S. 1975. Pinus merkusii. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. |
| 19. Sumadiwangsa, S. 1978. Sifat Fisiko-Kimia Kopal Manila. LPHH. Bogor. |
| 20. Sunardi, dkk. 2005. Buku Ajar pengelolaan hasil Hutan Non Kayu. Fakultas Kehutanan UNLAM, Banjarbaru |
| 21. Partadiredja dan Komaesakh. 1973. Beberapa Catatan Kecil Tentang Kopal. Dirjen Kehutanan. Jakarta. |
| 22. Powaan, P.A. Hasil Penelitian Mengenai Susunan Bagian Biji Inti Tengkawang. Bandung. |
| 23. Rismunandar. 1986. Berwiraswasta dengan Berternak Lebah Madu. Sinar Baru. Bandung. |
| 24. Sadikin Djaja pertjunda dan Lisman Sumardjani. 2001. Hasil Hutan Non Kayu: Gambaran Masa Lampau Untuk Pprospek Masa depan. Makalah Kongres Kehutanan Indonesia III. Jakarta. |
| 25. Sarwono, B. 2001. Kiat menghadapi Permasalahan Praktis Lebah Madu. Agromedia Pustaka. Jakarta. |
| 26. Sihombing. 1977. Ilmu Terrnak Lebah Madu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. |
| 27. Sumoprastowo dan Suprapto. Berternak Lebah Madu Modern. Bhatara Karya Aksara. Jakaarta. |
| 28. Suriawiria,U. 2000. Madu untuk Kesehatan, Kebugaran dan Kecantikan. Papas Sinar Sinanti. Jakarta. |