Banjarbaru, 19 April 2022 – Balai KSDA Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Peran Taman Safari Indonesia dalam Pelestarian Satwa di Indonesia”. Kegiatan ini diselenggarakan pada Selasa (19/04/2022) secara daring dan luring yang dimoderatori oleh Dr. Abdi Fitria, S.Hut, M.P., Dosen Fakultas Kehutanan ULM.

Menurut Dr. H. Kissinger, S.Hut., M.Si. selaku Dekan Fakultas Kehutanan ULM, “Kami mengundang berbagai institusi yang berkaitan dengan konservasi secara insitu maupun exsitu. Taman Safari merupakan salah satu bentuk model pengelolaan bisnis konservasi.” tuturnya dalam sambutan.

Pemilik dan Pengelola Taman Safari Indonesia (TSI) Drs. Jansen Manansang, M.Sc., menjadi pembicara dalam kuliah umum ini. Pemaparan bermula dari penjelasan “Who We Are” pengenalan Taman Safari Indonesia yang mengembangkan strategi-strategi untuk konservasi satwa langka di Indonesia. TSI telah mengembangkan penangkaran satwa dilindungi dengan koleksi 300 spesies dan 6000 ekor satwa, dengan bukti keberhasilan 170 kelahiran pada tahun 2020-2021.

“Hewan pertama kali dipelihara untuk koleksi raja-raja, suplai pakan, satwa pekerja, tenaga pembantu dalam medan perang atau hiburan. Inilah awal mula zoo eksis”. Ungkap Jansen. Zoo modern mulai dibangun pada abad 19 – ‘Zoological Society of London’ oleh Sir Stamford Raffles pada tahun 1826 dengan tujuan untuk penelitian ilmiah.

“Seiring berjalannya waktu, beberapa negara di dunia telah beralih dari zoo konvensional menjadi zoo modern, kemudian berkembang model open zoo-habitat satwa yang terbuka. Sementara ini TSI sudah berkembang lebih dari itu. Kami sudah sampai pada model wildlife park.” Terang Jansen.

Lebih lanjut Jansen menjelaskan, “Dengan 4 pilar utama Taman Safari, yaitu konservasi, edukasi, riset, dan rekreasi, TSI bertumbuh dengan paradigma baru sebagai lembaga konservasi untuk pelestarian satwa langka berkelanjutan. Implementasi dari itu semua adalah bahwa TSI berperan sebagai pusat penangkaran satwa liar, sebagai rujukan riset satwa, serta sebagai pusat rehabilitasi satwa liar.”

Pada akhir pemaparannya, Jansen menjelaskan keberhasilan Taman Safari dalam penyelamatan beberapa satwa langka seperti Gajah, Harimau Sumatera, Badak, Komodo, Curik Bali, dan banyak satwa lain yang telah berhasil dikembangbiakkan dan direstock ke habitatnya.

Pertanyaan-pertanyaan seputar pelestarian satwa, kesejahteraan satwa serta pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ditujukan kepada pembicara menandai antusias peserta kuliah umum.

Kuliah Umum ditutup oleh Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc selaku Kapala BKSDA Kalsel, yang menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak TSI maupun Fahutan ULM atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk edukasi konservasi pada generasi muda, transfer ilmu langsung dari ahlinya.  Selanjutnya tidak menutup kemungkinan bagi ULM untuk menjalin kerja sama dengan TSI untuk riset atau kegiatan lain yang memungkinkan.” Pungkas Mahrus. (ryn)

Sumber : Titik Sundari, S.Hut – PEH Balai KSDA Kalimantan Selatan (http://ksdae.menlhk.go.id)