Pada Hari Rabu, 18 September 2024, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat sukses menggelar Seminar Nasional Kehutanan dengan tema “Sinergisitas Para Pihak dalam Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Berbasis Forestry and Other Land Use (FOLU) di Indonesia”. Sesuai rencana semula, kegiatan ini juga diikuti dengan kunjungan ke Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia (TH2TI) di lingkungan Perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan, di Kota Banjarbaru. Tentu saja, acara ini merupakan bentuk kontribusi langsung dari Fakultas Kehutanan ULM pada khususnya, dan Universitas Lambung Mangkurat pada umumnya, di dalam menjawab tantangan mitigasi perubahan iklim. Yang sejalan dengan agenda Pemerintah Republik Indonesia yaitu Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, dan agenda global yaitu Sustainable Development Goals (SDGs).

Seminar Nasional Kehutanan ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, S.E., M.Si. Di dalam sambutannya, Rektor ULM menyampaikan bahwa, kegiatan seminar ini merupakan salah satu bentuk ibadah, yaitu sarana para pihak untuk saling mengingatkan satu sama lain di dalam kebaikan. Rektor ULM berpesan agar ULM harus beramal jariyah di dalam kajian-kajian climate change. Beliau juga mengingatkan bahwa perguruan-perguruan tinggi terbaik di dunia pada umumnya berfokus pada climate change. Sehingga Fakultas Kehutanan ULM harus menjadi yang terdepan di dalam pengelolaan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim. Dan terkait hal ini, Rektor ULM memohon dukungan dari semua pihak.

Di dalam keynote speech-nya, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dr. Hanif Faisol  Nurofiq, S.Hut., M.P. menyampaikan bahwa, dalam rangka implementasi FOLU Net Sink 2030, sinergisitas dengan berbagai pihak menjadi sangat penting, banyak sekali praktek-praktek baik yang telah dilakukan oleh berbagai stakeholders baik pemangku kebijakan pusat dan daerah, pelaku usaha, akademisi, praktisi bahkan satuan terkecil yaitu kelompok masyarakat disekitar hutan yang menjadi kunci utama dalam pencapaian target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Selanjutnya, guna pelaksanaan aksi mitigasi Renja Sub National Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Provinsi Kalimantan Selatan mendapatkan dukungan dari kerjasama Indonesia-Norwegia khususnya pada kegiatan RHL dengan lokus pada Hutan Rakyat. Dirjen PKTL KLHK juga sangat mengapresiasi forum-forum seperti ini sebagai sarana diskusi dan bertukar pikiran sehingga dihasilkan rumusan-rumusan yang inovatif guna mendukung efektifitas implementasi rencana operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 oleh berbagai pihak.

Pada kesempatan yang sama, pembicara-pembicara utama lain, yaitu Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Naresworo Nugroho, Ph.D., memberikan paparan tentang Profil Lulusan dan Karakter  Rimbawan Muda 4.0 dalam Aksi Mitigasi Perubahan Iklim. Sementara Manager SHEC PT. Arutmin Indonesia, Ir. Rahmat S. Subiyakto, memberikan paparan tentang Reklamasi Tambang dan Rehabilitasi DAS untuk Mendukung Aksi Mitigasi Perubahan Iklim. Acara Seminar Nasional Kehutanan ini menurut informasi penyelenggara, kegiatan dihadiri 210 orang, termasuk di dalamnya 33 pemakalah/presenter oral dan 7 presenter poster. Peserta dan pemakalah berasal dari berbagai perguruan tinggi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan korporat.

Dari hasil Seminar Nasional Kehutanan Tahun 2024 ini dapat ditarik beberapa point kesimpulan yang pada intinya adalah bahwa aksi mitigasi perubahan iklim berbasis Forestry and Other Land Use (FOLU) di Indonesia hanya dapat terselenggara dengan baik jika terbentuk sinergitas berbagai pihak. Berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya dapat menjadi bukti akan hal ini, seperti kegiatan perhutanan sosial, rehabilitasi DAS, reklamasi lahan bekas tambang, dan sebagainya. Selain itu, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, khususnya rimbawan muda, merupakan elemen kunci untuk keberhasilan pelaksanaan aksi mitigasi perubahan iklim berbasis FOLU di Indonesia. Sebagai Pekerjaan Rumah bagi Fakultas Kehutanan ULM adalah, bahwa seminar ini menekankan pentingnya pengembangan profil rimbawan muda 4.0 yang proaktif, inovatif, dan berkarakter kolaboratif. Fakultas Kehutanan ULM dituntut dapat menghasilkan rimbawan muda yang melek teknologi dan berpengetahuan luas tentang keberlanjutan, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan menjadi agen perubahan penting dalam aksi mitigasi perubahan iklim.