Lahan basah yang ada di Kalimantan Selatan cukup luas, mencakup lahan rawa air tawar dan rawa gambut. Potensi sumber daya alam yang dimiliki kawasan lahan basah tersebut sangat beragam, diantaranya adalah tanaman pangan seperti aren dan kelakai. Pengolahan tanaman pangan tersebut masih seadanya bahkan dijual dalam bentuk mentah tanpa diolah lebih lanjut sehingga harga jualnya rendah. Kolang-kaling dijual seharga Rp. 5000/takar, sedangkan kelakai dijual seharga Rp. 2000/ikat.
Olahan pangan dari kolang-kaling dan kelakai dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya menjadi aneka produk diversifikasi olahan tanaman khas lahan basah seperti manisan kolang-kaling dan keripik kelakai. Teknologi pengolahan aneka produk diversifikasi olahan tanaman khas lahan tersebut basah tidaklah rumit. Dosen Fakultas Kehutanan melihat peluang ekonomis yang tinggi apabila buah kolang-kaling dan tanaman kelakai diolah terlebih dahulu sebelum dijual dan dapat membantu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat di sekitar lahan basah.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengolahan manisan kolang-kaling dan keripik kelakai dillakukan dalam rangka pelaksanaan PKM Diversifikasi Produk Olahan Pangan Khas Lahan Basah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Kelampaian Tengah Rt 3, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan kelompok pengajian, yaitu mendiversifikasi olahan pangan tanaman khas rawa seperti manisan kolang-kaling (rasa: gula aren, rasa lemon, strawberi) dan keripik kelakai. Manisan kolang-kaling aneka rasa (gula aren, lemon dan stoberi) dapat dijual dengan harga Rp.15.000/topes kemasan 100 gr sedangkan keripik kelakai dapat dijual dengan harga Rp.10.000/100 gr.
Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi ini dapat terwujud dengan adanya dana dari PNBP Universitas Lambung Mangkurat Tahun 2019 serta dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat. Tim pelaksana terdiri Dosen Fakultas Kehutanan (Yuniarti, Khairun Nisa, Noormirad Sari dan Diana Ulfah) serta staf dan mahasiswa Fakultas Kehutanan (Farah, Jumaeni dan Ayu Sandra).